Saturday, November 3, 2012

Zat Aditif

Bahan-bahan kimia lazin digunakan dalam industri makanan. Bahan kimia tambahan tersebut disebut zat aditif, misalnya zat pengawet, pewarna, pemanis, pengharum, dan penyedap. Penelitian para ahli bahwa zat aditif dapat membahayakan kesehatan, misalnya menyebabkan kanker. Sebelum adanya penemuan tentang bahaya zat aditif, nitrat sering digunakan untuk pengawetan daging dan ikan. Nitrat efektif untuk memperlambat pertumbuhan spora bekteri penghasil racun botulinum sehingga resiko racun tersbut dapat ditekan. Kemudian diketahui bawa nitrat berbahaya bagi hewan dan manusia, karena nitrat yang masuk ke dalam tubuh akan bergabung dengan asam amino di saluran pencernaan menjadi nitrosamin yang zat ini terbukti menyebabkan kanker pada tikus.
Seiring perkembangan zaman, teknik pengawetan makanan saat ini juga berkembang cukup pesat. Akan tetapi, penggunaan bahan kimia dalam pengawetan makanan masih belum hilang dari kebiasaan. Sebenarnya alam sudah menyediakan bahan-bahan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pengawet, pewarna, dan pengharum atau perasa. Namun tinggal kita bagaimana kita memanfaatkannya. Berikut beberapa zat yang sering ditambahkan dalam suatu produksi.
  • Zat Pengawet – zat pengawet bertujuan untuk memperlambat oksidasi yang dapat merusak makanan. Zat aditif pengawet yang biasa digunakan dalam makanan kaleng adalah natriun benzoat, butil hidroksi toluena (BHT), dan butil hidroksi anisol (BHA).
  • Zat Warna – zat warna yang sering digunakan adalah zat kimia turunan anilin, misalnya indigo karmin (biru), tatrazin (kuning), dan benzil violet (ungu).
  • Zat Penyedap – zat penyedap yang sering digunakan adalah MSG (monosodium glutamat) atau natrium glutamat yang lebih populer dengan nama vetsin.
  • Zat Pemanis – zat pemanis sintesis yang umum digunakan dalam makanan, minuman, dan obat-obatan adalah sakarin, dulsin, siklamat, aspartam, dan stevia.
  • Zat Pengharum – zat pengharum makanan adalah senyawa ester yang memberi aroma buah-buahan, misalnya amil asetat yang memberikan aroma pisang, oktil asetat yang memberikan aroma jeruk, amil valerat yang memberikan aroma apel, metil salisilat yang memberikan aroma minyak gandapura, etil butirat yang memberikan aroma nanas, okoresin, dan asam esensial.
Penggunaan zat aditif tersebut yakni untuk membangkitkan selera makan. Akan tetapi selera makan seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi badan, rasa lapar, suasana di sekitar tempat makan, dan faktor psikologis. Selain itu juga ada antioksidan yang sering ditambahkan dalam makanan, misalnya vitamin C, E, natrium sulfit, senyawa galat, garam dan esternya, serta BHA ; zat pengental, misalnya ester sukrosa dan asam lemak, lesitin, kalsium sitrat, dan masih banyak lagi.
Dalam penelitian terakhir, beberapa zat warna diduga merupakan karsinogen atau penyebab kanker. Hasil penelitian para ahli menunjukkan hubungan antara penggunaan sakarin dengan kanker kantong kemih pada pria. Penggunaan vetsin yang berlebihan diduga dapat menyebabkan sakit kepala, sesak nafas, dan mudah letih.

No comments:

Post a Comment